Kamis, 13 Juni 2013

Sang Kapten Bhirawa dan Cintanya

Pementasan "Kapten Bhirawa di Tanah Jawa" sedang berlangsung ketika tiba-tiba terdengar teriakan dari ujung ruangan. "Ada bom, ada bom." si sumber suara berteriak-teriak histeris. Serentak tanpa dikomando semua pengunjung dan pemain berhamburan keluar gedung kecuali dua orang ini. Si Kapten Bhirawa dan seorang gadis. Si kapten yang tetap khusyuk memainkan lakonnya dan si gadis yang anteng melihat pementasan yang janggal itu karena dimainkan seorang pemain. Si kapten hanya ingin menuntaskan lakonnya yang belum selesai tapi kemudian diusik oleh si gadis yang setelah sekian detik tersadar jika dalam gedung itu tinggal mereka berdua yang tersisa diiringi teriakan-teriakan yang semakin sayup kedengarannya. Dan pada akhirnya mereka berdua berhasil keluar diwaktu yang tepat karena lima menit kemudian gedung itu telah berubah menjadi puing-puing.

Pada jarak sekian ratus meter dari tempat kejadian si gadis dan si kapten hanya bisa mematung melihat kejadian yang hampir tidak pernah terjadi di kota ini, Surabaya. Namun, sesaat kemudian si gadis dengan cepat memeluk si kapten dan menangis terisak. Si kapten yang tampak bingung memberanikan diri bertanya pada si gadis. "Kamu gak kenapa-kenapa kan?". Si gadis menghiraukan pertanyaan tadi tapi kemudian bercerita panjang lebar tentang rasa traumatiknya pada bahan peledak itu. Benda yang tak pernah ia lihat wujudnya tapi dengan lancangnya merebut nyawa ke dua orang tuanya sekaligus merenggut kebahagiaannya yang tersisa. 

"Dua tahun yang lalu, ketika aku sekeluarga berlibur di Bali pertama kalinya setelah 5 tahun kepergian kakakku ke sisi-Nya karena kecelakaan pesawat, di hari terakhir liburan kejadiaan naas itu berlangsung. Berita bom Bali yang mengguncang dunia itu juga telah mengguncang jiwaku. Bagaimana tidak, kini bukan hanya menjadi yatim piatu tapi aku juga menjadi gadis sebatang kara. Beruntung kala itu aku bertemu salah satu sahabat karib papa yang dengan baik hatinya memintaku untuk tinggal bersama. Namun, hal itu tidak sanggup penghapus perih hatiku atas kejadiaan itu. Dan sekarang, suara menggelegar itu muncul lagi mengguakkan memori menyakitkan yang susah payah kulupakan."
Kisah itulah yang mengganggu pikiran si kapten semalaman ini sampai akhirnya dia memutuskan untuk membuat surat cinta untuk sang gadis. Esoknya, dia bertekat menemui sang gadis.

Pagi ini dengan semangat 45 si kapten mendatangi rumah si gadis dengan menenteng surat cinta yang telah mengalami kegagalan sebanyak 176 kali. Diketuknya pintu rumah si gadis dan sedetik kemudian muncullah wanita paruh baya yang sepertinya ibu angkat si gadis. Diutarakannya maksud kedatanggannya ke rumah itu dan .... Wajah si kapten menjadi berubah 180 derajat setelah si ibu berkata bahwa sang gadis telah memutuskan meninggalkan kota pahlawan ini entah sampai kapan. Gadis pujaannya telah pergi bahkan sebelum dia tahu siapa namanya. Dan surat cinta itu pada akhirnya dia hanyutkan bersama dengan cintanya.



 Senandung Cinta

Rabu, 05 Juni 2013

My Little Mickey And Minnie

Setiap berhubungan dengan  kata kesayangan kepala ini tidak serta merta memunculkan ide dengan cepat “ting”. Harus ku korek-korek lagi benda-benda yang telah melekat di hari-hariku. Aku bukanlah orang yang setia pada satu barang, setiap kali aku memiliki barang baru maka saat itu pula benda kesukaanku akan berganti. Secepat hitungan detik. Hahaha.... Aku memang bukan orang yang setia pada barang kesayangan tapi bisa dibilang aku orang yang setia dalam menjalin hubungan. Halah, kok malah curhat hehe...

Dan setelah ku pikir-pikir ada salah satu benda yang selama setahun ini menjadi benda kesayanganku.  Benda sederhana, hanya sepasang boneka mungil berwarna merah. Boneka berkarakter kartun yang aku suka karena warna bajunya yang merah. Warna kesukaanku. Dua mahkluk mungil itu adalah mickey dan minnie.

Aku mendapatkan "mereka" (dua boneka mungilku) dari pacarku ketika aku berulang tahun di usia 20 tahun. Jangan mengira mereka menjadi benda kesayanganku karena mereka adalah pemberian pacarku. Jika itu yang kalian pikirkan maka kalian salah besar. Karena buka itu alasan dibalik rasa sayangku pada mereka.

Mereka hadir pada saat yang tepat dalam hariku, disaat aku membutuhkan teman berbagi. Awalnya aku ingin membeli sebuah ikan untuk menemaniku dan mendngarkan curhatan galauku tapi entah kenapa niat itu selalu gagal sampai saat ini. Sepertinya tekatku kurang bulat, maklum aku bukan orang yang sanggup merawat binatang dengan baik. Aku pernah menewaskan tiga ikan sekaligus dalam waktu hanya semalam. Benar-benar payah.

Karena itu, saat mereka dipersembahkan untuk kado ulang tahunku aku begitu gembira. Dan tak butuh waktu lama untuk menjadikannya salah satu benda kesayanganku. Tiba-tiba saja keinginan untuk memelihara ikan lenyap. Aku tersihir dengan kehadiran mereka. Ya, sudah setahun ini mereka menempati ruang di hatiku sebagai benda kesayangan. Menjadi teman yang selalu menemani tidur malamku dan menerima luapan air mataku bahkan tak jarang mendapat air liurku hahaha... Tapi tak apa bukankah itu tandanya aku begitu sayang pada mereka.

Namun, sayangnya aku harus berpisah dari mereka untuk sementara waktu. Akan ku titipkan mereka pada habitatnya untuk dibersihkan dan dibuat wangi. Sudah lama mereka pergi menemaniku. Pergi ke rumah sakit, menemani tidurku di tempat KKN (Kuliah Kerja Nyata), bahkan samapi pernah kehujanan. Lihat kan mereka sampai pernah ke desa. Buatku mereka bukan sekedar benda tak bernyawa, bagiku mereka kawan, sahabat yang lebih setia dari siapapun. Jadi perlakukan mereka, benda-benda kesayangan kalian dengan baik seperti kalian memperlakukan diri sendiri. Ingat ya..... ^_^