Manusia selalu punya pilihan
dalam hidupnya. Seperti yang pernah aku tuliskan tentang hitam, putih, dan
abu-abu. Waktu itu aku berkata bahwa abu-abu bukanlah sebuah pilihan hidup
karena berada ditengah-tengah. Namun aku sadar bahwa apapun warnanya entah
kuning, merah, hijau semua adalah pilihan. Dan hak setiap orang untuk memilih
jalan hidupnya.
Pilihan itu kita yang tahu. Kita yang memutuskan. Dan kita juga yang menjalaninya. Bukan orang lain. Biarkan orang lain menilai pilihan kita. Apa pun itu. Biarkan opini mereka menjalar keseluruh pelosok negeri. Biarkan mereka senang dan puas dengan ocehannya sendiri. Jangan pedulikan mereka karena kita adalah aktor utama dalam cerita yang kita jalani.
Prinsip hidup atau agama sekali
pun tak dapat kita hakimi kebenaran maupun kesalahannya. Dua hal itu murni
pilihan hidup seseorang. Menjadi idealis atau borjuis terserah. Memilih islam,
kristen, katolik, hindu, atau pun budha itu bukan urusan kita. Semua agama
sama. Sama-sama cinta kedamaian. Sama-sama menjunjung tinggi toleransi
beragama. Dan satu hal sama-sama punya Tuhan.
Entah darimana aku mendapatkan
persepsi ini “Bahwa semua umat manusia agama apa pun itu nantinya akan masuk
surga meskipun mereka harus masuk neraka dulu untuk ‘dicuci’ dari dosa-dosa
(bukan berarti umat islam bebas dari neraka)”. Salah satu temanku pernah
berkata jika baru kali ini Dia mendengar jawaban yang demikian. Menurutnya dari
banyak orang yang Dia tanya mereka semua sepakat bahwa umat agama selain Islam
tidak akan pernah masuk surga.
Aku tak setuju dengan persepsi
itu. Bagaimana jika para budhis yang semasa hidupnya begitu baik kepada sesama
bahkan kepada orang islam sekali pun. Mereka menyantuni anak yatim piatu islam
seperti yang dianjurkan agama islam. Dan banyak hal lagi yang baik-baik.
Bagaimana hukumnya jika begitulah adanya?
Aku tak pernah habis pikir pada
orang-orang yang mengatasnamakan Tuhan untuk membombardir tempat-tempat yang
mungkin disana ada sesamanya. Otaknya yang sudah ‘dicuci’ atau karena
digerakkan oleh ‘oknum’? Entahlah. Yang pasti hal seperti itu yang membuat bumi
ini semakin panas. Semakin banyak orang yang tidak waras. Mungkin kiamat sudah
dekat. Maaf. Itu pandangan dari kacamata saya.
Sudahlah biar semua Tuhan yang
menilai. Mereka mendapatkan tiket ke neraka atau ke surga. Tiket itu murni di
tangan Tuhan bukan kita-kita makhluk ciptaannya yang tidak tahu apa-apa. Kita
itu bukan apa-apa, jadi jangan mersa paling benar dan main hakim sendiri. Bukan
kita yang menentukan ini salah dan itu benar. Hanya Tuhan yang berhak, karena
hanya Tuhan yang Maha Mengetahui.
Tugas kita didunia bukan untuk
saling menghakimi dan menilai satu sama lain. Kita dilahirkan ke dunia ini
supaya bermanfaat bagi orang lain. Bukannya saling menyakiti. Bukankah hidup
rukun dan damai lebih menyenangkan.
setuju sama persepi mu Van :)
BalasHapusmasalah surga-neraka emang gaib,
dan Tuhan pasti punya perhitungan sendiri ttg dosa n pahala yang g kita tahu,
hehe
siiip
Hapusngapain pusing2 main hakim buat orang lain toh kita masih punya urusan yg lebih penting hehe
saran aja, tiap paragraf dikasih jarak spasi, biar pembaca gak puyeng
BalasHapussayang kan kalau tulisan sebagus ini gak rapiii
oke mbak, makasih sarannya ;)
Hapus