Telepon pintar atau
yang biasa disebut smartphone dijaman
ini semakin melesat penjualannya. Bak jamur dimusim hujan, banyak pengguna
telepon genggam yang beralih kesmartphone.
Entah karena gengsi atau suatu kebutuhan hanya mereka yang tahu.
Sama seperti julukannya
“telepon pintar”, produsen smartphone
telah melengkapi ponsel ini dengan berbagai fitur canggih yang memudahkan
penggunanya menjangkau dunia. Mau tahu jalan alternatif waktu macet tinggal
buka Google Map, mau cari penginapan
murah tinggal search Google, dan kalo butuh teman tinggal
buka sosmed yang kian banyak pilihannya. Dan kalo kalian punya dua ponsel, si “pintar”
dan si “bodoh”, dijamin si “bodoh” akan merana karena jadi sepi bunyi-bunyian
alias gak payu. Hehehe….
Ya, layanan chat
pengganti sms pun bermunculan seiring santernya penjualan smarthpone. Ada We Chat, WhatsApp, Line, Kakao Talk, tinggal
pilih yang mana yang kalian suka. Tak perlu menyedot pulsa lagi memang karena
mereka akan memuaskan keinginan kalian dari sekedar chat, kirim foto, bahkan sampai telepon semua gratis asal sudah
mendaftar paket tertentu.
Begitulah cara smartphone bekerja memenuhi segala
kebutuhan manusia metropolis jaman sekarang. Sayangnya kecanggihan itu semakin
menipiskan nilai-nilai sosial para penggunanya. Si pengguna langsung berubah
autis, yang selalu asyik dengan dunia barunya sendiri. Sentah slogan ini
bermula dari siapa yang pasti salah satu teman saya pernah bilang pada saya
waktu saya baru dibelikan smartphone
oleh kakak “ati-ati smartphone itu mendekatkan
yang jauh dan menjauhkan yang dekat”. Waktu itu saya cuma senyum tidak sebegitu
percaya.
Baru saya sadari sloga
tersenut benar adanya ketika pacar saya mulai beralih kesmartphone. Seminggu saya bareng dia dengan smartphonenya, sudah dua kali kita bertengkar diwaktu yang
berdekatan gara-gara makhluk mungil itu. La wong saya dicuekin, saya ngomong nggak
ditanggapin dan baru ditanggapin pas ngomong yang kedua kalinya. Beneran tuh smartphone bikin jauh yang dekat, sampe
gondok saya.
Pas sore saya marah
gara-gara dicuekin, malamnya dia bikin status yang bilang kalo smartphonenya mau dibuang saja lama-lama.
Sebel juga dia ternyata sama si pintar itu. Bener sih bikin pintar tapi pintar
juga bikin masalah baru….
sepertinya slogan tersebut tidak terlalu bebar dech, namanya juga seperti orang yang mendapat mainan baru..wajarlah kalo fokusnya ke mainan tersebut, apalgi ini smartphone yang banyak banget pernak-pernik aplikasinya...ntar juga kalo smartphonenya sudah dikuasai seluk beluknya..pastilah akan kembali fokus kepada pujaan hatinya....yg penting pujaan hati mau bersabar,,, bukankah dalam membina hubungan, salah satu kunci keberhasilan adalah senantiasa bersabar...salam :-)
BalasHapushehe, iya mas lagi kebawa emosi kali :)
BalasHapus